daun berguguran

seperti daun yang perlahan jatuh melayang menjauhi dahan kemudian rebah direrumputan, seperti itulah dirimu...padahal sebagai pohon aku rela menerima meski hijaumu kau serahkan pada mentari hingga kini kau tertiup angin dan dipandu riak telaga menuju takdirmu... lenyap ditelan ketiadaan. tapi seperti apapun dirimu anehnya rinduku makin terpermentasi.....

cinta terlarang

ah, rasa ini  kembali datang... menghujam, lewat tatapan matanya yang seperti bintang dan tingkahnya  yang menyentuh jiwaku. selalu...Tuhan, bila ini dosa, ini dosaku yang terindah, bila ini cobaan, ini cobaan terberat yang kualami...cinta..kau selalu membuatku bodoh....

BALADA SI OTEK

Otek berdiri di depan cermin. Dari mulutnya terdengar lagu’dealova’nya Once. Padahal jangankan nyanyi, ngomong aja ntu anak kadang-kadang suaranya fals. Tapi Otek cuek. Gak ada yang denger ini, begitu pikirnya.

Otek senyum-senyum sendiri. “Udah sip!” gumamnya. Dia seneng banget malam ini. Soalnya tadi siang, si cantik Lies, anak baru yang jadi rebutan para mahluk berkumis di sekolahnya mengiyakan ajakannya untuk nonton film.

Sayang, motor gue dipake Robi, kalo nggak, Wih! Otek membatin. Benaknya dipenuhi bayangan-bayangan indah.