Jumat, 16 Juli 2010

CINTA YANG TERPASUNG

Aku ingin berlayar berdua denganmu dalam mahligai kasih yang tak tersentuh siapapun. Kita akan pergi ke pulau yang hanya dihuni oleh para jin dan setan-setan hingga hanya kitalah dewa dewi di mata mereka. Masa lalu? Tidak! Aku tak pernah menikmati dan mengingat masa lalu. Hanya satu dari seribu kenangan indah yang akan selalu kusimpan utuh di balik mega-mega jiwaku yang takkan seorang pun tahu kecuali kamu. Kenangan itu adalah saat bersama dirimu…

Kegiatan sehari hari kita? Meramu cinta dengan hati dan jiwa kita, untuk kemudian kita nikmati berdua. Akan kurajut benang benang cinta kita untuk kujadikan perhiasan yang akan kita kenakan bila suatu saat nanti kita menjadi legenda, sambil menerima tetesan sinar mentari kebahagiaan berlimpah yang kau janjikan dengan mulut manismu itu, sambil menghirup madu manis yang kau tawarkan di atas bezana emas murni.

Bila senja mulai bernyanyi kita nikmati suaranya yang merdu itu sambil memandang indahnya. Bila malam datang kita bercengkrama di balik selimut dinginnya yang justru menambah syahdu suasana. Dan bila bintang dan bulan ingin menyaksikan kita bermain cinta, mereka pasti hanya akan mengintip dari celah-celah jarinya. Aku yakin mereka cemburu pada kita…

Tapi…, apakah semua janjimu hanya fatamorgana yang akan segera lenyap begitu akan kugapai? Kenapa begitu lama kau pergi? Padahal janjimu hanya 7 purnama. ’aku hanya akan mengambil cangkul yang tertinggal di desa,’ kau bilang itu sambil mengecup kehormatanku. Tidakkah kau ingin menghancurkan belenggu yang memasung cinta kita itu? Bukankah cinta punya kekuatan yang mampu memporakporandakan tradisi sekalipun? Di mana kekuatan cintamu? Di mana indah cintamu yang nampak bagai sunset itu? Apakah memang cintamu tak sehebat yang terucap di bibirmu? Atau kau memang salah satu dari jin dan setan itu….

Tidak ada komentar: