Rabu, 06 Juli 2011

Rindu dan Cinta


Andai cinta ini membuatku luka,
aku tak peduli meski sakitnya tak mampu ditanggung raga.
Andai rindu ini membuatku duka,
aku juga tak peduli meski sedihnya  seperti tak bermuara.
Aku hanya ingin kau tahu,
cinta dan rindu ini tak mengenal nestapa…

Sabtu, 04 Juni 2011

kenapa kau permainkan aku...?

aku tau kamu cinta padaku... aku tau itu meski tak pernah terucap di bibirmu...karena kata itu sering kulihat menggantung di mulutmu...Aku tau kau rindu padaku...aku tau itu meski kau tak pernah menyapaku...karena rindu memang kau simpan rapih di sudut hati hingga tak seorang pun tau...Tapi kenapa kau tega seperti itu? menggantung kata cinta di mulutmu, memendam rindu hingga membeku..., meskipun ku tau kau sangat ingin itu, menyapaku....Tapi sayang, aku akan selalu bersabar meski apapun yang akan kau lakukan...karena aku pun cinta....

Kamis, 03 Februari 2011

MALAM (masihkah cinta itu ada dan hidup di hatimu...?)



“Malam, ceritakan padaku kisah petualanganmu selama ini?”
tanyaku pada sang malam saat tanpa sengaja aku berpapasan dengannya di persimpangan setelah sekian lama aku mencarinya tanpa hasil.
“Tak ada yang harus kuceritakan padamu, karena semua itu takkan kubeberkan kepada tuhan sekalipun.”
Jawab sang malam demgan dada dibusungkan
“Ayolah malam. Aku hanya ingin klaripikasi darimu tentang kabar cinta yang dibawa oleh angin padang gersang.”
“Kabar apa gerangan?”
“kabar tentang terbunuhnya cinta oleh penyakit bertopeng, dan mayatnya kini bergentayangan sebagai zombi.”
Sunyi, malam tak mau menjawab pertanyaanku
“Kenapa kau diam saja, Malam? Takutkah kau menceritakan kejadian yang sebenarnya kepadaku? Atau karena semua cerita itu berhubungan dengan kematian nurani di penghujung abad ini?
Malam tetap diam, tak terpengaruh desakanku.
Dia berlalu meninggalkanku dengan membawa rahasia di punggungnya.

Kamis, 27 Januari 2011

SAAT AKU DILAHIRKAN

Pada malam saat aku  dilahirkan, mahluk-mahluk kemungkinan yang ada di alam roh menangis karena kehilangan diriku. Mereka berkabung hingga dua pertiga malam mengiring kepergianku ke alam penuh kemungkinan. Terputuslah semua ikatan sampai nanti di batas waktu yang telah ditentukan. Aku saat itu yang merasa terdampar, menangis dengan alasan yang sama, kehilangan.
Aku memulai kembali hidup dari awal. Benar atau salah, hina atau mulia, jahat maupun baik, semua masih berupa kemungkinan. Lalu kucoba merangkai huruf demi huruf hingga menjadi kata. Kurangkai  kata demi kata hingga menjadi kalimat dan sampai akhirnya kucari makna dari kalimat-kalimat tersebut, dan dari makna-makna tersebut kucoba runut satu-demi satu dengan benang merah logika, rasio, taklid, dogma, dan nurani hingga nanti kutemui makna sejati.
Aku hanyalah segumpal debu kotor yang mencoba mengkristal menjadi mutiara dalam kemegahan istana kemungkinan hidup. Apakah aku mampu menemukan kesejatian hidup? Pertanyaan itu kembali mengendap di dasar hatiku tertimpa kelelahan abstrak yang teramat sangat.
Dulu aku pernah hidup di dalam comberan negri antah berantah. Makan berebut dengan lalat, minum bercampur dengan babi, tidur bersama bunglon, namun bermimpi, bercita-cita memiliki sayap putih dan terbang beriringan dengan para pengabdi suci. Bila kuterbangun, ternyata separuh dari jiwa dan nuraniku telah tercabik-cabik, dikoyak-koyak oleh seribu srigala lapar.
Akhirnya, setelah aku tiba di ambang batas kesakitan, tiba di ujung kelelahan yang teramat sangat, setelah puas menikmati derita, puas menikmati cinta kupu-kupu beracun, aku temukan lingkaran sejati diri. Di tepiannya aku bersimpuh. Kulihat air temukan jati dirinya dengan mengalir menuju muara dan bersatu dengan samudra. Kulihat api temukan jati dirinya dengan membakar kemungkinan dan kepastian hingga keabadian tercipta. Kulihat angin temukan jati dirinya dengan memuai hingga memenuhi udara bersatu dengan angkasa raya. Begitu pun dengan tanah, ia temukan jati dirinya dengan memadat hingga membentuk bulatan-bulatan relatif. Sayang, tak ada jati diriku di sana.
Oh, God…, di manakah jati diriku? Di manakah jalan ke arah kesempurnaan…? Kembali tanya hatiku tak terjawab, hanya bergaung bergema di dinding jiwaku yang tergetar. Memang aku hanyalah segumpal debu kotor, namun salahkah aku bila ingin jadi hakekat?
Begitu berhasrat aku untuk memasuki lingkaran itu meski aku sadar pasti akan tergesek oleh perputarannya. Aku rela meski terasa sakit sekalipun asalkan aku dapat melebur dan bersatu di titik pusat hingga dimensi-dimensi di tiap alam menjadi keakuanku, hingga aku dapat melihat jejak-jejak sejati terukir nyata di altar suci.
Hasrat tinggalah hasrat, aku terhumbalang oleh angin putarannya, jatuh ke dalam solokan kotor, hitam pekat, bau dan memuakkan. Lantas tersemburlah dari mulutku sejuta caci maki yang kualamatkan pada mimpi, masa lalu, cita-cita dan diriku, di tengah kegalauan dan kelaraan lantaran luka bernanah.
Aku tak tahu kenapa aku terhempas. Mungkin karena ketololanku, atau mungkin karena kecerobohanku, atau mungkin juga karena tingkah lakuku yang memuakkan. Entahlah. Yang jelas, lukaku teramat dalam hingga membekas di alam bawah sadarku.
Aku hanya bisa berbaring sambil menghitung dosa-dosaku yang lalu, kini, dan esok. Kucoba berpikir abstrak secara mendalam tanpa berpijak di atas titik apa pun, namun aku malah jatuh pada perrenungan diri yang pada akhirnya membuat diriku lenyap dalam semedi diri, egois, apatis, dan stagnasi hingga akhirnya aku terpaksa berkencan dengan bumi sambil menikmati puncak keresahan.
Yah, aku memutuskan untuk bermain kembali dalam kalimat sederhana, pulang ke istana ke takberpunyaan, dan tertidur di atas tikar apa adanya. Mungkin itulah awal yang baik, menurutku sebagai langkah untuk memulihkan luka-luka tanpa di pusingkan oleh makna mimpi dan kenyataan, karena bagiku mimpi adalah kenyataan yang kuimpikan,sedangkan kenyataan adalah mimpi yang kunyatakan.
Aneh memang, bila akhirnya aku memilih disinari rembulan dibanding matahari yang lebih terang cahayanya. Itulah hidup, penuh dengan teka-teki yang sukar ditebak ke mana arahnya.
Namun aku adalah mahluk hina dina, kepitrahanku berontak menyeretku untuk berjuang mengupas segala lapisan hidup dan kehidupan hingga nanti tiba pada inti segala inti, akhir dari segala akhir. Ku gugah personalku yang menepi meski tengah asik bermimpi menyatu dengan kesadaran universal.
Dengan sisa tenaga yang ada, aku berusaha bangkit meski tubuh dan jiwaku masih penuh dengan luka berdarah. Lantas dengan napas tersenggal kurangkul rembulan, matahari dan bintang, kukecup sepenuh hati dan jiwaku di keningnya agar mereka sudi berbagi cerita sejati diri cahayanya, sambil kuuntai sejuta doa yang selama ini berserakan diculik alasanku.
Perlahan namun pasti kukumpulkan sejuta pertanyaan yang dulu memenuhi alam bawah sadarku. Kumasukan ke dalam keranjang sampah dan kucampakan jauh-jauh dari diriku. Lantas dengan sedikit gemetar, terdorong oleh kesadaranku, kutuliskan di atas daun lontar  sebuah puisi untuk kekasihku.
Memang tubuhku masih lemah, mukaku masih pucat dan kuyu, mataku masih sendu, namun aku kini sudah mampu berdiri di tepi lingkaran sejati diri dan siap menapaktilasi jejak-jejak sejati yang terukir indah di atas altar suci. Dan meski remang, aku dapat melihat kebenaran dan kesalahan sebagai keadilan sejati, hitam dan putih sebagai kebeningan warna sejati, terang dan gelap sebagai keindahan sejati, awal dan akhir sebagai batas sejati, serta sedih dan gembira, senang dan susah sebagai isi kehidupan sejati. Mereka semua bersimpuh di bawah kaki sejati hakiki yang bersemayam di singgasana atap langit. Kulihat masih ada tempat untukku di sana.
Aku adalah aku yang dulu pernah menganggap malam sebagai sebuah danau tempatku berimajinasi, berinsfirasi, berkontemplasi.
Aku adalah aku yang dulu bagai ngengat bodoh yang menghampiri api meski sadar aku akan terbakar.
Aku adalah aku yag dulu pernah melontarkan sejuta caci maki yang kualamatkan pada ayah, diriku sendiri, dan tuhan.
Aku adalah aku yang dulu bagai setitik debu yang mencoba mengkristal menjadi mutiara, namun membeku dalam lumpur kenistaan.
Aku adalah aku yang pernah di hukum hanya karena mencari jati diri terlalu jauh dngan tidak mendapat apa yang kucari.
Aku adalah aku yang dulu bagai samudra yang menelan segala yang apa yang masuk dari muara.
 Aku adalah aku , yang kini kutahu yang kumau

Kamis, 20 Januari 2011

semua karena cinta meminta

Sisi lain dari cinta yang membuat jiwa sangat menderita adalah, bila dua orang yang saling mencintai tapi tak pernah bisa memiliki.
Sisi lain dari cinta yang membuat kita tak bisa lari darinya adalah, karena cinta mampu menghidupkan
kenangan2 kita. Membuat kita kadang menangis dan tertawa di saat bersamaan.
 hingga kita kadang bergumam dalam kesendirian, andai aku bisa bersamamu lagi, dengan senang hati aku
akan menguliti deritamu selapis demi selapis hingga yang tersisa nanti hanya kebahagiaan, kebahagiaan, dan
kebahagiaan…
 hingga kemudian kita berpikir dan berandai-andai, andai aku jadi kekasihmu, pasti akan kupasung air mata
yang ada di dadamu hingga dia tak mampu lepas dan lari melalui matamu yang indah itu.
 Andai cinta ini membuatmu marah aku rela kau hukum, andai rindu ini membuatmu muak aku rela kau benci.
Yang kuharap cuma satu, genggaman lembut di jemariku. Itu saja…

Kamis, 13 Januari 2011

RASA YANG DALAM

Biarkan rasa mengalir apa adanya
Memenuhi lorong hati
mengisi kekosongan jiwa
mengecap semesta
membentuk telaga
jangan sampai kau sumbat maata airnya
dengan kemunafikan orang desa atau kebencian rahwana
karena bisa membuat jiwa menari di atas derita

Biarkan rasa yang dalam mengalir
Melarungkan pusi para musafir
Menuju ruang takdir
Lautan inspirasi para penyair
Jangan pernah kau usik keasyikannya d
Dengan keraguan dan prasangka
Sebab dia lebih perkasa dari sang pemilik semsta

Biarkan rasa itu meluap
Menyemarakan senyap
Menyirami bunga-bunga di lembah sunyi
Memporak-porandakan tradisi
Lebih baik kau nikmati saja riak-riaknya bersamna anggur dari surga
Sambil menyenandungkan kidung keangan
Bersama peri-peri khayangan

Selasa, 11 Januari 2011

Kado ultah...

Cewek mo ultah besok malam. “Yang, aku semalam ngimpi kamu ngasih hadiah kalung. Indah banget. Apa artinya, ya?”
Cowok dengan syahdu berkata,  “Besok kamu pasti tau artinya.”
Pas hari ultah cowok ngasih kado ke cewek. Dengan berdebar-debar dibukanya kado tersebut. Isinya Buku tafsir mimpi.

Minggu, 09 Januari 2011

RINDU YANG MENGKRISTAL

aku menulis di belantara internet ini, cuma karena ingin suatu hari nanti kau, entah sengaja atau tidak menemukan dan membaca semua tulisanku. Aku ingin agar kamu tau betapa besarnya cintaku padamu, betapa rinduku sudah teramat tua, betapa harapanku sudah menkristal menjadi sebentuk asa indah yang kuyakin tetap bertahan sampai nanti kau menemukan ini...

Bunga, andai kamu tau betapa tersiksanya aku selama ini...mendamba kebetulan menciptakan kebetulan indah untukku, betapa dadaku sesak oleh rasa yang menyiksa ini, rindu yang tak berujung, cinta yang tak tergenggam, harapan yang tak terlihat...Kamu pasti tau, betapa besarnya cintaku padamu, kamu pasti tau itu...

Bunga, taukah kamu bila malam-malam menjelang tidur aku selalu menyebut namamu? Taukah kamu bila betapa aku lelah mengusir bayang-bayangmu dari hatiku? Taukah kamu bila rasa itu datang aku begitu tersiksa... ?

Bunga, satu hal yang membuatku mampu bertahan adalah karena kulihat mentari dan bulan meski berjauhan tapi masih mampu saling mengisi ruang, mentari memberi sinarnya untuk bulan memberi indah kepada malam

Entah kapan kamu membaca ini, aku tak tau...tapi yang jelas saat itu pasti aku tengah memahat kerinduan yang membeku ini menjadi dirimu utuh....kau bidadari yang jatuh ke bumi.... 

Sabtu, 08 Januari 2011

SURAT UNTUK WANITA YANG DIRINDUKAN SURGA

Aku menulis ini karena kesempurnaanmu tlah merampas kejeniusanku. Aku jadi manusia bodoh di hadapanmu. Kharismamu membuat lidahku kelu, membuatku tak mampu berkata-kata di hadapanmu. Kesederhanaan, ketabahan, dan kesucianmu mampu mengubur kesombonganku, membuatku rela memohon, bersimpuh padamu tuk bersedia menjadi pendamping hidupku. Sungguh!

Andai syarat untuk mendapatkan keikhlasanmu aku harus memetik bintang pasti akan ku sanggupi meski aku tak tahu lewat tangga mana aku ke sana karena sayapku Cuma sebelah. Namun jangan kamu pinta aku membangun ‘1000 candi dalam semalam’ sebagai syarat tuk menikah denganmu. Aku hanya manusia papa dalam arti yang sebenarnya. Aku pasti tak mampu karena yang ku punya hanya cita-cita dan romantika tentang kenikmatan-kenikmatan beribadah yang sudah lama dicabut oleh Tuhan dari jiwaku.

bersamamu aku ingin menggali mata air spiritualku yang selama ini kering tertimbun kerikil-kerikil nafsu agar kembali memancar, mengalir dan membentuk anak sungai di jiwaku hingga nanti bisa ku jadikan sebagai media tuk melarungkan bahtera yang berisi cita-cita besarku tentang kesucian, kesempurnaan menuju samudra ketuhanan.

Demi Allah, demi Rosulullah, dan demi alquran yang mulia, kau terlalu sempurna untukku. Aku akan berusaha semampuku untuk tak mengecewakan dirimu karena aku tak bisa membayangkan kemarahan Tuhan bila nanti aku menyia-nyiakanmu. Anggap ini sebagai surat lamaranku. Sebuah surat sederhana yang mewakili gatar-getar nuraniku, dengan dukungan dari keikhlasan wanita yang dirindukan surga, yaitu istriku, seorang wanita lugu berhati emas yang akan kuajak serta bercengkrama di taman-taman surga. Itu janji kecilku padanya.

Bila kamu mengizinkan aku untuk menjadi pendamping hidupmu, aku ucapkan terima kasih karena itu berarti kamu sudi berbagi kenikmatan beribadah yang kulihat di matamu. Andai ada kata yang lebih agung dari itu pasti akan kupersembahkan hanya untukmu. Namun bila saat ini Tuhan belum mengizinkan, aku akan bersabar seperti kesabaran yang ditunjukan Abu Dzar di padang gersang.

Namun satu hal yang harus kamu tahu, meski aku bukan yang terindah, tapi aku yakin akulah yang terbaik. Akan ku buat kamu suatu saat merasa bangga karena rahimmu adalah tempat bersemayam manusia-manusia besar yang mampu mengubah dunia menjadi lebih baik. Kita buktikan pada ‘masyarakatmu’ itu bahwa kita mampu mengkristal menjadi mutiara-mutiara yang dipandang indah oleh kehidupan.


Oh ya, tentang  ‘masyarakatmu’ itu, bilang pada mereka, aku bukanlah binatang jalang yang hanya inginkan tubuhmu. Juga bilang pada mereka aku bukanlah laki-laki pengobral cinta palsu yang menghasutmu dengan syair-syair indah tapi semu. Aku hanya manusia biasa tanpa gelar di depan dan di ujung nama yang punya cita-cita bersimpuh di lingkaran sejati diri Nya bersama para pengabdi suci. Salahkah aku, setitik debu di semesta bila mencoba mengkristal menjadi mutiara bersama dirimu, ‘Fatimah Az Zahra’?

Dan tentang pernikahan, bagiku pernikahan adalah peristiwa suci sebagai media untuk menyatukan dua hati, dan bahteranya adalah madrasah untuk menguatkan jiwa-jiwa kita yang lemah hingga masing masing mengisi ruang kosong, saling melengkapi dengan kelebihan-kelebihan yang kita miliki, agar kita kuat menghadapi gelombang kehidupan, sampai suatu saat dunia bukan lagi penghalang, karena sayapku dan sayapmu menyatu kokoh dan mampu membawa aku, kamu, dan keturunan kita  terbang tinggalkan derita kita di bumi ini tuk menuju kesempurnaan sejati.

"Entah sampai kapan aku meratapi romantika ini...."


doa khusus di malam minggu

Ya Tuhan, bila dia jodohku, dekatkanlah hatinya kepadaku. Bila dia jodoh orang lain, jodohkanlah denganku. Amin...  

Tuhan, ciptakanlah kebetulan-kebetulan yang indah, kesempatan-kesempatan yang terbaik, dan keuangan yang mencukupi untukku, bila kebetulan, kesempatan, dan uang masih menjadi milik orang lain, jadikanlah miliku...Amin...


Jumat, 07 Januari 2011

Kiat gampang makan pacar temen

      Kiat gampang makan pacar temen: Sering curhat, ciptakan kebetulan2 untuk bertemu, rampok2 kesempatan, mandiin temen kita biar hidungnya yang belang jadi keliatan, sering-seringlah jadi pahlawan. Terakhir, bom dengan uang dan pesona kita. Selamat mencoba.

CINTA YANG MENYIKSA

Dari dulu bagiku cinta sama saja, selalu membuatku menderita. Bila rindu datang menyerang secara tiba-tiba dari balik bunga-bunga kenangan hatiku terluka oleh torehannya, membuat dadaku sesak karena darah yang mengalir dari luka itu memenuhi dada tempatku meletakan bahagia. Bila cemburu datang hatiku terbakar oleh panasnya yang begitu menggelora, hingga terkadang mata hatiku buta karenanya. Bila bahagia tercipta karena nuansa cinta yang sangat indah tercipta oleh kebersamaan ku dengannya, ia-bahagia- hadir dengan segala kelebihannya, meluap menyemarakkan senyap, memporakporandakan tradisi, memenuhi lorong hatiku hingga aku merasa sesak, tak mampu bernafas.

Oh cinta, apa pun wujudmu bila kuletakkan dalam hati selalu membuatku menderita, tak enak makan, tak bisa tidur, tak mau jauh darinya, tak ingin lama-lama berpisah. 

Kamis, 06 Januari 2011

         Aku bukan pecundang yang hanya mampu berharap. Pasti akan kukejar cintaku meski ke ujung semesta. Btw, kenapa kamu pindah ke Jogja, seh, kan jauh?
         Abang mo tanya, neh. waktu kamu jatuh dari surga sakit gak, seh? Trus, siapa seh yang tega2nya jorokin kamu dari sana? Bidadari yang ngiri sama kecantikan kamu, ya?

Selasa, 04 Januari 2011

kenangan itu membunuhku...

      Saat senyummu yang mampu meruntuhkan glister itu kau lemparkan kepadaku, 
aku serasa tak memiliki raga.
Semua melayang. 
Aku mabuk kepayang. 
Saat kemudian senyummu menjadi tawa yang merdu lalu pecah ditelingaku, 
aku seperti berada di mimpi terindahku…
.Terlebih saat teduh matamu menyentuh hatiku, aku begitu bahagia. 
Aku tak tahu lagi apakah aku adalah kebahagiaan atau kebahagiaan adalah aku. 
Aku tak bisa membedakan.
sungguh...! 
saat rindu hanya bisa kulihat di matamu
saat senyum kau ikat rapi di sudut hati, 
saat tatapan matamu kembali mencuri hatiku
saat kebetulan berbaik hati menciptakan kebetulan indah untuk kita
bertahun yang lalu...
kumaafkan tingkahmu
karena ku tahu kau juga ingin itu...menyapaku
Aku selalu ingin mengulang moment itu. How about u?

Minggu, 02 Januari 2011

Senandung rindu

Di ujung malam yang hampir pagi, di saat sunyi bercengkrama denganku sambil menyanyikan lagu sepi, aku melihat dirimu tersenyum sambil melambaikan tangan, tentunya dari karpet merah itu yang selalu tak mampu kusentuh. 

Selalu saja seperti ini, di awal tahun wajahmu membayang dalam sunyi, karena di antara senadung sepi ini kau bernyanyi, membawakan puisi tentang lagu-lagu rindu yang membuat jiwaku dengan terpaksa menikmati kembali derita karena cinta.

Hai, aku tau di ujung sana kamu tengah bercengkrama dengan dewi kesunyian ... tapi sebesar apapun tembok penghalang kita, aku masih punya keyakinan bahwa kita akan bersatu meski rindu kamu simpan rapi di lubuk hati....

met taun baru, moga cinta selalu menyelimutimu dengan sayapnya yang selembut salju